
Kejar Untung, Ini Saran Pengamat Untuk Garuda Indonesia Airlines
Perusahaan penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia Tbk mencatat kerugian sebesar 4,16 Miliar Dolar AS atau sekitar Rp. 62 Triliun pada tahun 2021.
Pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati berpesan agar pihak Garuda menata rute penerbangan agar pelaku usaha bisa mengambil untung.
Selain memilah-milah rute penerbangan, lanjut Arista, Pemerintah Garuda juga dihimbau untuk mengoptimalkan perusahaan angkutan udara kargo mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 30 bandara yang dikelola dengan bantuan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Arista mengatakan, Garuda juga harus mengoptimalkan maskapai penerbangan konstitusi karena banyak warga Tionghoa yang berlibur di Indonesia, khususnya Pulau Bintan, Manado dan Bali. Pasar penerbangan konstitusi China menguntungkan di ketiga kota tersebut.
Tak hanya itu, Garuda juga disarankan untuk merampingkan tempat kerja regional dari 4 menjadi hanya dua kantor regional, yakni wilayah Indonesia Barat dan Timur karena hanya empat puluh persen pesawat yang tersisa normal.
Garuda secara resmi melampaui penundaan tanggung jawab harga utang (PKPU) yang mengakibatkan restrukturisasi utang selama 20 tahun ke depan.
Arista menilai keberhasilan lolosnya PKPU akan menjadi momentum Garuda untuk meningkatkan kondisi keuangan perusahaan dan keuangan perusahaan.
Sumber berita: https://voi.id/en/economy/190409/pursue-profit-this-is-advice-from-observers-for-garuda-indonesia-airlines
Narasumber Bapak Arista Atmadjati adalah dosen aktif di International University Liaison Indonesia